Mereka Lahir di Era 90-an, Tapi Sudah Jadi Rektor dan Direktur Kampus! Sumber Artikel berjudul " Mereka Lahir di Era 90-an, Tapi Sudah Jadi Rektor dan Direktur Kampus! "

Mereka Lahir di Era 90-an, Tapi Sudah Jadi Rektor dan Direktur Kampus!  Sumber Artikel berjudul " Mereka Lahir di Era 90-an, Tapi Sudah Jadi Rektor dan Direktur Kampus! "

Dunia pendidikan tinggi Indonesia terus bergerak dinamis, ditandai dengan hadirnya pemimpin-pemimpin kampus dari generasi muda. Tidak sedikit dari mereka berasal dari generasi 1990-an yang kini dipercaya untuk memimpin institusi pendidikan tinggi di usia relatif muda. Tiga nama mencuat dalam fenomena ini: Alim Anggono, Risa Santoso, dan Muhammad Yusuf. Ketiganya bukan hanya muda, tetapi juga membawa semangat baru dalam mengelola perguruan tinggi dengan pendekatan berbasis inovasi, industri, dan digitalisasi. Mereka adalah simbol bahwa kepemimpinan di dunia akademik kini tidak lagi didominasi oleh generasi lama. Alim Anggono: Rektor Termuda Indonesia dari Generasi Z Nama Alim Anggono menjadi sorotan publik setelah ia ditetapkan sebagai Rektor Cakrawala University pada usia 26 tahun, 10 bulan, dan 4 hari. Pengangkatannya pada 3 Juni 2025 secara resmi menjadikannya rektor termuda di Indonesia, sebagaimana diakui oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI). Lahir pada 30 Juli 1998, Alim memiliki latar belakang kuat di bidang edukasi dan teknologi. Ia adalah pendiri Dibimbing.id, sebuah platform edukasi digital yang berfokus pada persiapan karier generasi muda. Melalui perannya sebagai rektor, Alim membawa misi agar kampus tidak hanya menjadi tempat belajar teori, tetapi juga sebagai pusat pengembangan talenta siap kerja. "Kampus harus bisa menjadi jembatan yang nyata ke dunia industri," ujar Alim dalam salah satu wawancaranya. Ia mengusung sistem pembelajaran yang praktis, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja masa kini. Risa Santoso: Perintis Rektor Muda di Usia 27 Tahun Sebelum Alim mencatatkan rekor, nama Risa Santoso lebih dulu mencuri perhatian publik sebagai rektor termuda di Indonesia pada saat ia dilantik sebagai Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang pada 2 November 2019, ketika usianya baru 27 tahun. Risa mengenyam pendidikan S1 di University of California, Berkeley pada jurusan Ekonomi — salah satu universitas riset publik paling prestisius di Amerika Serikat. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Harvard University, mengambil jurusan Pendidikan, melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari pemerintah Indonesia. Usai menamatkan pendidikan dari Harvard, Risa sempat bekerja di Kantor Staf Presiden (KSP) sebagai Tenaga Ahli Muda, sebelum akhirnya dipercaya memimpin ITB Asia Malang. Di bawah kepemimpinannya, kampus tersebut mengalami transformasi dalam digitalisasi pembelajaran dan penguatan kerja sama internasional. Muhammad Yusuf: Peneliti Muda dan Direktur Politeknik Praktisi Bandung Sosok ketiga datang dari Bandung. Muhammad Yusuf, lahir pada 8 Juli 1994, kini menjabat sebagai Direktur Politeknik Praktisi Bandung. Di usianya yang ke-31 tahun, Yusuf telah mengukir prestasi membanggakan di dunia akademik dan riset.


Ia tercatat sebagai peneliti peringkat ke-25 nasional versi AD Scientific Index, dengan jumlah sitasi lebih dari 7.083 berdasarkan data Google Scholar — sebuah pencapaian langka untuk peneliti seusianya. Saat ini, Yusuf juga sedang menempuh pendidikan di jenjang doktoral dengan konsentrasi Ilmu Manajemen di Universitas Katolik Parahyangan. Sebagai direktur, Yusuf mendorong pendekatan vokasi yang berbasis riset dan teknologi, menjadikan Politeknik Praktisi Bandung tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga pada pengembangan ilmu terapan yang dapat bersaing secara global. Tanda Zaman: Kepemimpinan Kampus di Tangan Anak Muda Kehadiran tiga tokoh ini menandai pergeseran paradigma dalam kepemimpinan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Mereka hadir bukan hanya sebagai simbol regenerasi, tetapi juga sebagai agen perubahan yang membawa semangat kolaborasi, inovasi, dan keberanian mengambil keputusan di era disrupsi.




Berita Terkait

Dari Meja Kopi ke Kursi Kepemimpinan: Kisah Terpilihnya Revi Foura dan Dellya Marliana di HIMAPU Politeknik Praktisi Bandung
Dari Meja Kopi ke Kursi Kepemimpinan: Kisah Terpilihnya Revi...

10 Nov 2025

Baca Selengkapnya
politeknik-praktisi-bandung-dan-stebi-al-jabar-awali-kolaborasi-membentuk-kampus-yang-berdaya-guna
politeknik-praktisi-bandung-dan-stebi-al-jabar-awali-kolabor...

10 Nov 2025

Baca Selengkapnya
10 Rektor Kampus Swasta Paling Berpengaruh di Indonesia, Sitasi Google Scholar Tembus Ribuan!
10 Rektor Kampus Swasta Paling Berpengaruh di Indonesia, Sit...

10 Nov 2025

Baca Selengkapnya